Jumat, 05 April 2013

Makalah-Dasar Dasar Manajemen-"Budaya Organisasi".




Tugas Makalah                                                                      
Dasar-Dasar Manajemen                                                     
Dosen Pembimbing
Darnilawati, S.E


LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI
TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan ETIKA MANAJEMEN








                                                                            




Disusun Oleh :
MAHARLIS IQBAL ROKHA
TAHTIMAN SIREGAR
ASRIL HERMANTO


JURUSAN AHWAL AL-SYAKHSIYAH
FAKULTAS SYARI’AH DAN ILMU HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2011




KATA PENGANTAR


Segala puji hanyalah milik Tuhan yang maha Adil dan telah memberikan hamba-hamba-Nya reski dan nikmat. Sholawat kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menyebarkan Agama Islam keseluruh penjuru Dunia.
Ucapan terima kasih kami yang tiada hentinya kepada Dosen Pembimbing dan  Teman-teman yang tiada hentinya memberikan kepada kami semangat dan sugesti untuk dapat menyelesaikan makalah ini yang insyaallah  akan menjadi bahan diskusi kita pada hari ini.
Walaupun kami merasa bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari pada kesempurnaan, namun kami sangat berharap kepada Dosen Pembimbing dan Teman- Teman untuk dapat memberikan masukan dan kritikan kepada kami. Agar makalah yang akan kami buat untuk kedepannya jauh lebih sempurna lagi.







Penulis











DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR    .................................................................................   i
DAFTAR ISI  .................................................................................................   ii
BAB I   LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI  ........................         1
D.     Lingkungan dan Organisasi Bisnis      ...........................................                 1
E.      Lingkungan Internasional dan Kegiatan Bisnis       ........................                 5
F.      Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis     ...................................                 6
BAB II  TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan ETIKA MANAJEMEN    .......   8
A.     Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi      ..................................                 8
B.     Konsep Dasar Etika Manajemen    ..............................................              10
C.     Bagaimana Mengukur Etika Manajemen       ................................              11
D.     Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen      ..................              11
BAB III KESIMPULAN  ...............................................................................   13
DAFTAR PUSTAKA  ....................................................................................   14




BAB I
LINGKUNGAN dan BUDAYA ORGANISASI

A.     Lingkungan dan Organisasi Bisnis
1.      Organisasi Bisnis Sebagai Bagian dari Lingkungan
Organisasi sebagai kumpulan orang-orang tidak dapat dilepaskan dari lingkungan, karena pada dasarnya organisasi juga merupakan bagian dari lingkungan dan masyarakat, sebagai contoh : sebuah keluarga atau rumah merupakan bagian dari lingkungan Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), hingga lingkungan yang lebih besar lagi. Sebuah perusahaan atau organisasi bisnis yang beroperasi di sebuah lingkungan lingkungan tidak dapat menafikan bahwa selain kegiatan bisnis yang dikelolanya, organisasi tersebut juga terlibat dengan lingkungan disekitar organisasi.
Pada praktiknya perusahaan barangkali perlu memikirkan untuk merekrut tenaga kerja dengan memperioritaskan masyarakat di sekitar perusahaan tersebut beroperasi. Selain sebagai tanggung jawab sosial, juga sebagai upaya untuk meningkatkan daya beli masyarakat. Organisasi tidak dapat mengabaikan bahwa mereka mereka merupakan bagian dari lingkungan.[1]

2.      Lingkungan Internal Organisasi
Yang dimaksud dengan Lingkungan Internal Organisasi adalah berbagai hal atau berbagai pihak yang terkait langsung dengan kegiatan sehari-hari organisasi dan mempengaruhi langsung terhadap setiap program, kebijakan organisasi. Yang termasuk dengan Lingkungan Internal Organisasi adalah :
a.      Pemilik Organisasi (Owners)
Pemilik Organisasi adalah mereka yang secara historis maupun hukum dinyatakan sebagai pemilik akibat adanya penyertaan modal, ide, maupun berdasarkan ketentuan lainnya dinyatakan sebagai pemilik organisasi.
Organisasi perlu memahami para pemilik organisasi, karena setiap pemilik memiliki tujuan yang hendak dicapainya melalui kepemilikannya atas organisasi.[2]

b.      Tim Manajemen (Board of Manager or Directors)
Tim Manajemen adalah orang-orang yang menurut para pemilik organisasi perusahaan dinyatakan atau ditunjuk sebagai pengelola organisasi dalam aktivitasnya sehari-hari untuk suatu periode tertentu. Orang-orang ini bekerja secara profesional berdasarkan tugasnya masing-masing, dan dalam periode tertentu harus melaporkan setiap kegiatannya pada pemilik perusahaan.

c.       Para Anggota atau Para Pekerja (Employes)
Para anggota atau para pekerja dalam sebuah organisasi merupakan unsur Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat dominan dalam sebuah organisasi. Para pekerja inilah yang sehari-hari bergelut dengan aktivitas operasional perusahaan dan menjalankan tugas-tugas keseharian. Para pekerja merupakan aset bagi perusahaan.[3]

d.      Lingkungan Fisik Organisasi (Phsycal Work Environment)
Pemilik organisasi, pekerja, dan tim manajemen merupakan orang-orang atau sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusahaan. Organisasi memiliki sumber daya yang yang tidak hanya orang-orang , tetapi juga sumber daya uang (financial resources), sumber daya alam (natural resources), maupun sumber daya informasi (informational resources). Keseluruhan ini dapat dikategorikan sebagai lingkungan fisik organisasi perusahaan. Bangunan, uang, peralatan, barang persediaan, dan lain sebagainya merupakan lingkungan dimana setiap saat orang-orang dalam organisasi perusahaan berinteraksi dan memanfaatkannya untuk dapat didayagunakan.

3.      Lingkungan Eksternal Organisasi
Dalam kegiatan operasional, perusahaan berhadapan dan senantiasa beruhasa untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan-lingkungan yang terkait langsung atau lingkungan mikro perusahaan dan lingkungan yang tidak terkait langsung atau lingkungan makro perusahaan.[4] Yang termasuk lingkungan mikro perusahaan adalah :
a.      Pelanggan (Customer)
Mereka adalah yang secara langsung memanfaatkan, menggunakan dan menggunakan permintaan atas barang atau jasa yang ditawarkan oleh organisasi. Dan karena pelanggan inilah menjadi alasan kuat untuk berdirinya sebuah organisasi perusahaan dan beroperasi.

b.      Pesaing (Competitor)
Pesaing adalah organisasi bisnis lain yang menjalankan bisnis yang sama dengan organisasi yang kita jalankan. Karena bisnis yang dijalankan sama, maka pesaing merupakan tantangan (sekaligus ancaman) yang dihadapi organisasi dalam meraih pelanggan.

c.       Pemasok (Supplier)
Pemasok adalah pihak yang terkait langsung dalam kegitan bisnis dari sebuah organisasi, khususnya organisasi bisnis yang melakukan kegiatan produksi barang jadi dari berbagai jenis bahan baku. Sebuah perusahaan sepatu sangat tergantung sekali dengan para pemasok bahan baku sepatu, dari mulai pemasok kulit, lem, pemasok benang dan sebagainya.
d.      Partner Strategis (Strategic Partner)
Yaitu perusahaan lain yang menjalankan bisnis berbeda dengan kita, tetapi secara bersama-sama bisa menjadi mitra kita dalam menjalankan bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak. [5]

Yang termasuk Makro Perusahaan adalah :
a.      Regulator
Regulator adalah pihak-pihak yang berkepentingan dalam menciptakan keadaan dan kegiatan bisnis yang fair dan aman bagi semua pihak yang ingin menjalankan bisnis. Agar keadaan tersebut dapat terwujud, maka perlu dibuat aturan-aturan main yang dapat disepakati oleh semua pihak di masyarakat tersebut.

b.      Pemerintah (Goverment)
Pemerintah adalah pihak yang atas legitimasi politik tertentu disuatu negara, diangkat dan bertugas untuk mewujudkan masyarakat ke arah yang lebih baik dalam pembangunan di segala bidang. Berdasarkan pengertian ini, maka pemerintah dituntut untuk melakukan kegiatan-kegiatan proaktif. Mulai dari pemberian kebijakan, penetapan aturan pemerintah, hingga upaya-upaya antisipasi dan penyeleseian atas berbagai masalah yang ada di masyarakat menuju masyarakat yang lebih baik di segala bidang baik material maupun spritual.

c.       Masyarakat Umum (Society)
Masyarakat umum adalah keseluruhan pihak yang tidak termasuk ke dalam lingkungan-lingkungan yang disebutkan diatas. Masyarakat ini antara lain : pelanggan, masyarakat disekitar perusahaan, dan tokoh masyarakat dimana perusahaan ini berdiri. Termasuk juga masyarakat yang menjadi kontrol apa yang dijalankan oleh perusahaan tersebut, misalnya Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) diantaranya : YLKI.

B.     Lingkungan Internasional dan Kegiatan Bisnis
1.      Lingkungan Internasional (International Environment)
Lingkungan internasional dapat menjadi menajdi peluang sekaligus tantangan atau ancaman bagi kegiatan perusahaan.
Sebuah perusahaan perlu memahami lingkungan internasional, terutama jika perusahan tersebut beroperasi dalam jangka waktu panjang, dimana perubahan ke arah kompetensi global akan semakin dirasakan sebagai sebuah kenyataan yang tidak dapat ditolak. [6]

2.      Berbagai Bentuk Kegiatan Bisnis Internasional
a.      Kegiatan Expor-Impor, pasar produk (product market)
b.      Lisensi (lisencing)
c.       Partner Strategis
d.      Investasi Langsung, diantaranya melalui berupa pendirian anak cabang perusahaan di berbagai negara (subsidiaries)[7]

3.      Faktor-Faktor Terkait dalam Bisnis Internasional
a.      Kontrol dalam perdagangan internasional
Kadangkala lingkungan internasional dalam bisnis belum tentu menjamin sebuah perusahaan yang beroperasi secara internasional akan sukses. Hal ini terkait dengan kepentigan dari suatu negara dalam menjamin, selain transaksi bisnis bisa dijalankan, juga kepentingan pebisnis lokal di setiap negara juga terjaga.
Ada dua jenis kontrol perdagangan internasional yang biasanya dilakukan oleh setiap negara, yaitu : Quota (Pembatasan jumlah barang yang diperjualbelikan secara internasional) dan  Tariff (Pembebanan pajak kepada setiap barang yang di ekspor maupun impor).

b.      Komunitas ekonomi internasional
Kelompok yang terdiri dari berbagai negara yang bersepakat untuk mengurangi kendala-kendala dalam perdagangan internasional, contohnya : NAFTA, AFTA dan lain sebagainya.

c.       Perbedaan budaya Antarnegara
Perusahaan perlu memahami adanya perbedaan budaya di setiap lingkungan yang berbeda, apalagi di lingkungan internasional, maka perusahaan perlu mengetahui bagaimana cara beradaftasi dan mengetahui kebiasaan masyarakat di tempat negara yang berbeda.[8]

C.     Budaya Organisasi dan Kegiatan Bisnis
Budaya menunjukkan gambaran atau ciri suatu kelompok tertentu di tengah-tengah masyarakat dalam melaksanakan aktivitas dan memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Di suatu Negara tertentu juga terdapat kelompok-kelompok tertentu yang memiliki budaya berbeda, itulah yang disebut sebagai sub-budaya. Hal yang sama sebuah organisasi mempunyai budaya yang disebut sebagai budaya organisasi. Budaya organisasi adalah suatu sistem yang merupakan bagian dari kepercayaan dan nilai-nilai yang dapat membentuk dan menunjukkan perilaku para anggotanya.
Schien (2004) mendefinisikan budaya organisasi adalah sebuah pola asumsi dasar yang dapat dipelajari oleh sebuah organisasi dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya dari penyesuaian dir eksternal dan integrasi internal, telah bekerja dengan baik dan dianggap berharga, oleh karena itu di ajarkan kepada anggota baru sebagai cara yang benar untuk menyadari berfikir, dan merasakan dalam hubungan untuk masalah tersebut.
Robins (2002) mengungkapkan bahwa budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota organisasi, yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut ada karakter tertentu yang dimiliki suatu organisasi sehingga membedakan suatu organsasi dengan organisasi lainnya. Karakteristik tersebut dibagi dalam beberapa tingkat yaitu:
1. Inovasi dalam pengambilan resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Orientasi terhadap hasi
4. Orientasi kepada individu
5. Orientasi terhadap kelompok
6. Agresivitas
7. Stabilitas

Karakteristik-karakteristik tersebut merupakan nilai (value) bagi suatu organisasi.
Kreitner dan Kinicki (2001) mengatakan budaya organisasi adalah suatu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implicit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut merasakan, pikiran, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang ragam. Berdasarkan pengertian tersebut budaya organisasi memiliki tiga karakteristik antara lain: (1). Budaya organisasi diberikan kepada karyawan baru melalui proses sosialisasi, (2). Mempengaruhi perilaku karyawan ditempat kerja, dan (3). Berlaku pada dua tingkat yang berbeda, masing-masing tingkat beragam dalam kaitannya dengan pandangan keluar dan kemampuan bertahan terhadap perubahan.
Budaya organisasi dapat dilihat secara jelas (concrete) dan yang lebih abstrak. Budaya organisasi yang secara konkrit wujudnya dapat dilihat secara jelas sedangkan budaya organisasi yang bersifat abstrak budaya merefleksikan pada nilai-nilai (volves) dan keyakinan (belief) yang dimiliki para anggota organisasi.[9]
BAB II
TANGGUNG JAWAB SOSIAL dan ETIKA MANAJEMEN

A.     Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi
1.      Lingkungan Sabagai Ruang Lingkup Kegiatan Organisasi
Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis. Pada intinya, setiap organsasi atau perusahaan pada akhirnya perlu menyadari bahwa apa pun yang dilakukannya merupakan reaksi atas tuntutan dari lingkungan atau juga sebaliknya merupakan upaya untuk mempengaruhi lingkungannya.
Sebagai bagian dari lingkungan masyarakat, maka organisasi bisnis perlu memliki tanggung jawab bahwa kegiatan yang dilakukannya membawa ke arah perbaikan lingkungan masyarakat pada umumnya.
Tanggung jawab sosial ini dapat berupa tanggung jawab terhadap kebersihan dan kesehatan lingkungan, keadaan ekonomi masyarakat, dan lain sebaginya.

2.      Pro dan Kontra Mengenai Tanggung Jawab Sosial

No
Pandangan kelompok yang Pro Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
Pandangan kelompok yang Kontra Terhadap Tanggung Jawab Sosial dari Organisasi Bisnis
1
Kegiatan bisnis sering kali menimbulkan masalah, oleh karena itu sudah semestinya perusahaan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya

Perusahaan tidak memiliki ahli yang mengkhususkan dalam bidang sosial dan kemasyarakatan, oleh karena itu sulit bagi perusahaan bertanggung jawab.
2
Perusahaan adalah bagian dari
lingkungan sosial masyarakat,
oleh karena itu sudah semestinya ikut
berpartisipasi dan bertanggung jawab
atas apa yang terjadi di masyarakat

Perusahaan yang ikut berpartisipasi dan
bertanggung jawab dalam lingkungan
sosial masyarakat justru akan memiliki
kekuatan untuk mengontrol masyarakat,
dan itu indikasi yang kurang baik secara
Sosial

3
Perusahaan biasanya memiliki sumber
daya untuk menyelesaikan masalah di
lingkungan sosial masyarakat

Akan banyak terdapat konflik kepentingan di masyarakat jika perusahaan terlibat dalam aktifitas sosial

4
Perusahaan adalah partner dari lingkungan
sosial kemasyarakatan, sebagaimana
halnya juga pemerintah dan masyarakat
lain pada umumnya

Tujuan perusahaan bukan untuk motif sosial, akan tetapi untuk memperoleh profit dan mencapai tujuan yang diharapkan oleh para pemilik perusahaan


3.      Mengelola Tanggung Jawab Sosial dari Perusahaan
a.      Strategi Reaktif
Kegiatan bisnis yag melakukan strategi reaktif dalam tanggung jawab sosial cendrung menolak atau menghidarkan diri dari tanggung jawab sosial.

b.      Strategi Defensif
Strategi ini dalam tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan penggunaan pendekatan legal atau jalur hukum untuk menghindarkan diri atau menolak tanggung jawab sosial.

c.       Strategi Akomodatif
Berupa tanggung jawab sosial pelayanan kesehatan, kebersihan, dll, bukan dikarenakan perusahaan menyadari perlunya tanggung jawab sosial, akan tetapi dikarenakan adanya tuntutan dari masyarakat dan lingkungan sekitar akan hal itu.


d.      Strategi Proaktif
Tanggung jawab sosial merupakan bagian dari tanggung jawab untuk memuaskan Stakeholders. Jika Stakeholders terpuaskan, maka citra positif terhadap perusahaan akan terbangun. Dalam jangka panjang perusahaan akan diterima masyarakat dan akan dapat menambah pelanggan. Kemudian perusahaan akan

B.     Konsep Dasar Etika Manajemen
1.      Etika dalam Manajemen
Etika pada dasarnya, adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah. Etika dalam manajemen tidak saja berbicara apa yang baik dan buruk, apa yang benar dan apa yang salah, Etika adalah mengenai nilai-nilai yang dianut oleh organisasi berhubungan dengan kegiatan bisnis yang dijalankannya.
2.      Beberapa Isu Seputar Etika
a.       Penggunaan obat-obatan terlarang
b.      Pencurian oleh Para Pekerja atau Korupsi
c.       Konflik Kepentingan
d.      Pengawasan Kualitas atau Quality Control
e.       Penyalahgunaan informasi yang bersifat rahasia
f.        Penyelewengan dalam pencatatan keuangan
g.       Penyalahgunaan penggunaan aset perusahaan
h.       Pemecatan tenaga kerja
i.         Polusi Lingkungan
j.        Cara bersaing dari Perusahaan yang dianggap tidak etis
k.      Penggunaan pekerja atau tenaga kerja di bawah umur
l.         Pemberian hadiah kepada pihak-pihak tertentu yang terkait dengan pemegang kebijakan. Dan lain sebagainya. [10]

C.     Bagaimana Mengukur Etika Manajemen
Griffin (2002), mengenalkan sebuah model untuk menilai etika, Yaitu :

D.    Mendorong Pelaksanaan Etika dalam Manajemen
1.      Pelatihan Etika (Ethic Training)
Manusia pada dasarnya membutuhkan pembiasaan dalam melakukan sesuatu. Budaya organisasi sebagai nilai-nilai yang dianut oleh sebuah organisasi dalam menjalankan kegiatannya memerlukan waktu dalam mewujudkannya. Demikian pula halnya etika dalam manajemen. Perlu adanya pembiasaan-pembiasaan yang dberlakukan kepada para pelaku organisasi. Pembiasaan ni bisa dengan pelatihan yang menyangkut etika dan keterkaitannya dengan lingkungan sosial yang lebih baik.

2.      Advokasi Etika (Ethical Advocates)
Advokasi etika adalah upaya perusahaan menjalankan etika dalam kegiatannya dengan cara menempatkan orang atau tim khusus dalam tim manajemen untuk mengontrol segala kegiatan perusahaan agar tetap memenuhi standar etika. Dan yang dipekerjakan dalam tim khusus adalah karyawan yang berlatar belakang Ilmu hukum.

3.      Standar Aturan Mengenai Etika Perusahaan (Code of Ethic)
Standar aturan ini akan berlaku dengan baik apabila memenuhi syarat : Pertama. Perusahaan perlu menyatakan secara spesifik kepada publik mengenai kode etik yang mereka jalankan. Kedua. Perlu adanya dukungan dari tim manajemen puncak melalui sistem pengawasan tertentu seperti reward and punishment system.

4.      Keterlibatan Publik dalam Etika Manajemen Perusahaan
Publik harus diikutkan dalam setiap kegiatan perusahaan yang dianggap tidak beretika. Dalam istilah manajemen adalah whistle-blowing (meniup peluit). Konteksnya adalah bahwa jika sebuah perusahaan menjalankan suatu kegiatan yang tidak memenuhi standar etika dan perusahaan cendrung membiarkan praktik tersebut untuk teruz berjalan, kenyataan ini kemudian dilaporkan oleh anggota perusahaan kepada pihak publik seperti media masa, LSM ataupun pemerintah yang representif.[11]








BAB III
KESIMPULAN


Setiap organisasi tidak terkecuali organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan dimana setiap kegiatan dijalankan.
Lingkungan organisasi dapat berupa lingkungan internal maupun lingkungan eksternak makro dan eksternal mikro.
Budaya organisasi pada dasarnya merupakan nilai atau norma yang diyakini oleh sebuah organisasi dalam mencapai tujuannya.
Organisasi bisnis akan berhadapan dengan lingkungan organisasinya, baik lingkungan secara langsung mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kegiatan organisasi bisnis, maupun lingkungan yang secara tak langsung terkait dengan organisasi bisnis.
Etika pada dasarnya, adalah studi mengenai tanggung jawab moral yang terkait dengan apa yang dianggap benar dan apa yang dianggap salah.



 



DAFTAR PUSTAKA


Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen¸ Kencana.
http://makalah85.blogspot.com/2009/10/lingkungan-dan-budaya-organisasi.html







             [1] Ernie Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen¸ Kencana, 2005, Hlm : 58-59.
             [2] Ibid,  Hlm : 60.
             [3] Ibid,  Hlm : 61.
             [4] Ibid,  Hlm : 62.
             [5] Ibid,  Hlm : 63-64.
             [6] Ibid,  Hlm : 65-66.
           [7] http://www.slideshare.net/iwanpalembang/bab-tiga-budaya-organisasi budaya organisasi.
             [8] Ernie, Ibid, Hlm : 69-70.
             [9] http://makalah85.blogspot.com/2009/10/lingkungan-dan-budaya-organisasi.html

             [10] Ernie, Op Cit, Hlm : 85-87
             [11] Ernie, Ibid, Hlm : 87-90

Tidak ada komentar:

Posting Komentar